Minggu, 14 Februari 2016

Bocah Malang Yang Terlantar

Pasti Anda belum banyak tau kan kisah tentang Bocah Malang Yang Terlantar ini ??. Saya sengaja menulis kisah dia karena dia adalah bocah malang. Jujur, mungkin ini tulisan saya pertama tentang ' Bocah Malang yang Legendaris.


"Bocah malang"  di sini karna dia lahir dan besar di Indonesia, dia malang juga karna terlalu setia sama Indonesia, dan mimpinya untuk menjadi juara  Formula 1 itu terlalu mahal untuk negara ini.

Dia tidak terkenal sama sekali saat  tampil di GP Turki. Panitia mungkin hanya menganggap si bocah malang ini sebagai pelengkap, karena memang dia tidak dikenal banyak orang. Tapi semua di luar kendali. Dia keluar sebagai juara. Sementara panitia tak menyediakan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Akhirnya  bendera Polandia yang dipasang terbalik sebagai ganti Sang Saka Merah Putih. Dan  dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya  di daftar lagu yang disiapkan panitia.

Penghinaan juga diterimanya di ajang GP3 Silverstone, Inggris. Perkasa di Ingris meninggalkan semua lawannya, membuat panitia menuduh dia bermain curang ,sampai semua motor nya di bongkar panitia. Dan ternyata  terbukti semua komponen yang dipakai tidak melanggar aturan.

Penghinaan selanjutnya ketika beberapa negara memintanya pindah kewarganegaraan, karena di Indonesia dia tak kan mungkin didanai untuk mimpinya. Entah apa yang ada di kepalanya, dia tetap setia menjadi warga negara ini.

Beberapa hari lagi mungkin dia akan gagal ikut ke GP 1, karna dana sumbangan pemerintah sudah di astikan ditolak oleh DPR, sedang an dana dari Pertamina tidak bisa keluar kalau tak ada tambahan dari pemerintah. Kesimpulannya  begini: dana untuk Rio Haryanto ini memang akan sulit keluar karna terlalu besar dana yang dikeluarkan untuknya sendiri. Bukankah dana yg di-acc DPR itu harus bisa jadi bancakan rame-rame seperti kasus E KTP , PON Riau atau Wisma Atlet, impor sapi dll. Kalau begitu dana pasti akan mengalir deras seperti air sungai Bogowonto. Syaratnya asalkan bisa dimaling rame-rame seperti juga kasus Hambalang.

Kalau dana cuma buat seorang bocah malang seperti ini, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri. Biarkan dia bangun dari mimpi nya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan berkewarganegaraan: Indonesia.

Ada yang tahu bocah malang ini ?? Saya sengaja menulis dia adalah bocah malang. Jujur, mungkin ini tulisan saya pertama tentang dia.

"Bocah malang"  di sini karna dia lahir dan besar di Indonesia, dia malang juga karna terlalu setia sama Indonesia, dan mimpinya untuk menjadi juara  Formula 1 itu terlalu mahal untuk negara ini.

Dia tidak terkenal sama sekali saat  tampil di GP Turki. Panitia mungkin hanya menganggap si bocah malang ini sebagai pelengkap, karena memang dia tidak dikenal banyak orang. Tapi semua di luar kendali. Dia keluar sebagai juara. Sementara panitia tak menyediakan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Akhirnya  bendera Polandia yang dipasang terbalik sebagai ganti Sang Saka Merah Putih. Dan  dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya  di daftar lagu yang disiapkan panitia.

Penghinaan juga diterimanya di ajang GP3 Silverstone, Inggris. Perkasa di Ingris meninggalkan semua lawannya, membuat panitia menuduh dia bermain curang ,sampai semua motor nya di bongkar panitia. Dan ternyata  terbukti semua komponen yang dipakai tidak melanggar aturan.

Penghinaan selanjutnya ketika beberapa negara memintanya pindah kewarganegaraan, karena di Indonesia dia tak kan mungkin didanai untuk mimpinya. Entah apa yang ada di kepalanya, dia tetap setia menjadi warga negara ini.

Beberapa hari lagi mungkin dia akan gagal ikut ke GP 1, karna dana sumbangan pemerintah sudah di astikan ditolak oleh DPR, sedang an dana dari Pertamina tidak bisa keluar kalau tak ada tambahan dari pemerintah. Kesimpulannya  begini: dana untuk Rio Haryanto ini memang akan sulit keluar karna terlalu besar dana yang dikeluarkan untuknya sendiri. Bukankah dana yg di-acc DPR itu harus bisa jadi bancakan rame-rame seperti kasus E KTP , PON Riau atau Wisma Atlet, impor sapi dll. Kalau begitu dana pasti akan mengalir deras seperti air sungai Bogowonto. Syaratnya asalkan bisa dimaling rame-rame seperti juga kasus Hambalang.

Kalau dana cuma buat seorang bocah malang seperti ini, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri. Biarkan dia bangun dari mimpi nya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan berkewarganegaraan Indonesia.

Indonesia ku semoga kedepan nya tidak terulang lagi kejadian seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar